Kamis, 07 Mei 2015

Hari Tersial

Minggu lalu aku pergi dengan temanku Andi ke rumah sawah untuk membuat layang-layang. Bahan dan alat telah kami siapkan, sedikit demi sedikit layang-layang pun jadi. Setelah membuat layang-layang lalu menceritakan satu kisahnya kepadaku.
            Hari itu dia akan pergi memancing dengan teman-temannya. Sebelum ia pergi memancing, pergi mencari cacing untuk dijadikan umpan. Berjalanlah dia dengan membawa cangkul dipundaknya sambil bersiul menyanyikan lagu dangdut kesukaannya. Di tengah perjalanan tepatnya di rumah pak Doni, dia bertemu dengan anjing yang sering mengejar orang yang lewat. Untungnya pada saat itu, anjing tersebut sedang tertidur. Dengan pelan-pelan saat itu, dia melangkahkan kakinya melewati anjing tersebut. Tiba-tiba cangkulnya terjatuh dari pundaknya, dan anjing tersebut terbangun dan lalu mengejarnya, dengan cepat dia mengambil cangkulnya lalu berlari. Setelah merasa anjing tersebut sudah tidak lagi mengejarnya, lalu ia berjalan kembali sambil bersiul menyanyikan lagu kesukaannya kembali.
            Sampai ditengah mencari umpan lalu dengan sigap dia mencangkul tanah dan memasukkan cacing ke dalam gelas tempat umpan. Setelah merasa cukup, lalu dia pergi mencuci cangkulnya, tidak tahu kenapa terdengar suara kerumunan ayam, bilang dalam hatinya  “kenapa ya dengan ayam tersebut, mungkin ada ayam yang bertarung.” Dengan cepat ia pergi melihat ayam-ayam tersebut. Ternyata cacing yang dia kumpulkan dimakan oleh ayam-ayam yang kelaparan, lalu ia mengusir ayam-ayam tersebut. Cacing yang dia kumpulkan tinggal sedikit, dengan sangat kecewa dia mencari kembali umpan untuk memancing.
            Setelah merasa cacing yang dia kumpulkan sudah sangat banyak, ia langsung pulang ke rumahnya sambil berlari, di tengah perjalanan Dio temannya menyapanya, lalu diberhenti Dio “Hai Andi, dari mana kamu!” Lalu Andi menjawab”Hai, tadi aku pergi mencari umpan untukku memancing sama teman- teman”,
            Dio”Oh ya, pergi dah,”
            Andi “Kamu ndak mau ikut,”
            Dio “Ndak, soalnya aku banyak kerjaan di rumah, semoga sukses ya Andi,”
            Andi “Okelah kalau gitu, aku pergi dulu ya,”
            Lalu ia pun kembali berlari kerumahnya tapi dia tidak mengetahui ada batu di depannya. Dia pun terjatuh karena tersandung batu, lutut dan sikunya pun luka. Bilang dalam hatinya “Sialan batu itu.” Dia pun pulang dengan lutut dan siku yang terluka. Sesampainya di rumahnya, ia mengobati lutut dan sikunya.
            Setelah merasa membaik, dia pun pergi ke tempat mereka berkumpul, sampai di sana, ternyata teman-temanya telah pergi duluan meninggalkan. Bilang dalam hatinya “Teganya mereka meninggalkanku, padahal umpan telah  ku cari, kasihan aku.” Dia pun kembali ke rumahnya dengan hati yang sedih. Sampai di rumahnya dia menyalakan televisi dan menonton film orang memancing untuk menenangkan hatinya yang sedih. Lagi keasyikan nonton tiba-tiba listrik pun mati, hatinya pun menjadi makin sedih. Bilang dalam hatinya “ Mungkin ini yang namanya sudah jatuh tertimpa tangga, mengapa ya Allah, mengapa  nasibku begini, mengapa hari ini aku sangat sial ya Allah.” Dia pun pergi tidur untuk menenangkan hatinya.
            Mendengar cerita dengan gayanya yang lucu, akupun tertawa mendengar ceritanya tersebut tetapi dia hanya tersenyum, setelah itu layang-layang yang tadi kami buat pun kami terbangkan.

TAMAT