Hari Tersial
Minggu lalu aku pergi
dengan temanku Andi ke rumah sawah untuk membuat layang-layang. Bahan dan alat
telah kami siapkan, sedikit demi sedikit layang-layang pun jadi. Setelah
membuat layang-layang lalu menceritakan satu kisahnya kepadaku.
Hari itu dia akan pergi memancing dengan teman-temannya.
Sebelum ia pergi memancing, pergi mencari cacing untuk dijadikan umpan.
Berjalanlah dia dengan membawa cangkul dipundaknya sambil bersiul menyanyikan
lagu dangdut kesukaannya. Di tengah perjalanan tepatnya di rumah pak Doni, dia
bertemu dengan anjing yang sering mengejar orang yang lewat. Untungnya pada saat
itu, anjing tersebut sedang tertidur. Dengan pelan-pelan saat itu, dia
melangkahkan kakinya melewati anjing tersebut. Tiba-tiba cangkulnya terjatuh dari
pundaknya, dan anjing tersebut terbangun dan lalu mengejarnya, dengan cepat dia
mengambil cangkulnya lalu berlari. Setelah merasa anjing tersebut sudah tidak
lagi mengejarnya, lalu ia berjalan kembali sambil bersiul menyanyikan lagu
kesukaannya kembali.
Sampai ditengah mencari umpan lalu dengan sigap dia
mencangkul tanah dan memasukkan cacing ke dalam gelas tempat umpan. Setelah
merasa cukup, lalu dia pergi mencuci cangkulnya, tidak tahu kenapa terdengar
suara kerumunan ayam, bilang dalam hatinya
“kenapa ya dengan ayam tersebut, mungkin ada ayam yang bertarung.”
Dengan cepat ia pergi melihat ayam-ayam tersebut. Ternyata cacing yang dia
kumpulkan dimakan oleh ayam-ayam yang kelaparan, lalu ia mengusir ayam-ayam
tersebut. Cacing yang dia kumpulkan tinggal sedikit, dengan sangat kecewa dia
mencari kembali umpan untuk memancing.
Setelah merasa cacing yang dia kumpulkan sudah sangat
banyak, ia langsung pulang ke rumahnya sambil berlari, di tengah perjalanan Dio
temannya menyapanya, lalu diberhenti Dio “Hai Andi, dari mana kamu!” Lalu Andi
menjawab”Hai, tadi aku pergi mencari umpan untukku memancing sama teman-
teman”,
Dio”Oh ya, pergi dah,”
Andi “Kamu ndak mau ikut,”
Dio “Ndak, soalnya aku banyak kerjaan di rumah, semoga
sukses ya Andi,”
Andi “Okelah kalau gitu, aku pergi dulu ya,”
Lalu ia pun kembali berlari kerumahnya tapi dia tidak
mengetahui ada batu di depannya. Dia pun terjatuh karena tersandung batu, lutut
dan sikunya pun luka. Bilang dalam hatinya “Sialan batu itu.” Dia pun pulang
dengan lutut dan siku yang terluka. Sesampainya di rumahnya, ia mengobati lutut
dan sikunya.
Setelah merasa membaik, dia pun pergi ke tempat mereka
berkumpul, sampai di sana, ternyata teman-temanya telah pergi duluan
meninggalkan. Bilang dalam hatinya “Teganya mereka meninggalkanku, padahal
umpan telah ku cari, kasihan aku.” Dia
pun kembali ke rumahnya dengan hati yang sedih. Sampai di rumahnya dia
menyalakan televisi dan menonton film orang memancing untuk menenangkan hatinya
yang sedih. Lagi keasyikan nonton tiba-tiba listrik pun mati, hatinya pun
menjadi makin sedih. Bilang dalam hatinya “ Mungkin ini yang namanya sudah
jatuh tertimpa tangga, mengapa ya Allah, mengapa nasibku begini, mengapa hari ini aku sangat
sial ya Allah.” Dia pun pergi tidur untuk menenangkan hatinya.
Mendengar cerita dengan gayanya yang lucu, akupun tertawa
mendengar ceritanya tersebut tetapi dia hanya tersenyum, setelah itu layang-layang
yang tadi kami buat pun kami terbangkan.
TAMAT